Nokia memperkenalkan 5 konsep ponsel masa depan mereka. Idenya lucu-lucu. Mulai dari mengandalkan energi kinetik hingga ponsel multi sensor dengan bentuk yang bisa dilipat seperti kertas.
Seperti dikutip dari Neowin, Kamis (7/4/2011), konsep-konsep ini dihadirkan bagi Nokia Nseries. Berikut detailnya.
1. Nokia Kinetic
Ponsel ini bernama Nokia Kinetic. Didesain oleh Jeremy Innes-Hopkin, Kinetic dirancang menggunakan energi kinetik dengan teknologi elektromagnetik di dalamnya.
Cara penggunaannya pun cukup asyik. Jika ada panggilan masuk, ponsel cukup diangkat dari posisi tidur ke posisi berdiri. Intinya ponsel ini bakal memanfaatkan sensor gerak. Entah bagaimana implementasinya.
2. Nokia Eco Sensor
Selanjutnya ada Nokia Eco Sensor. Bisa ditebak, ponsel 'hijau' ini memang ditujukan bagi pengguna yang memiliki lifestyle ramah lingkungan.
Ponsel ini memiliki fitur spesial berupa pengukuran informasi kesehatan serta alat-alat yang ada di sekitar kita. Menggunakan sensor tertentu, Eco Sensor cukup didekatkan atau ditempelkan ke tubuh kita untuk menganalisis. Cara pengisian baterainya pun hanya dijemur ke matahari, karena ponsel ini memanfaatkan solar cell.
3. Nokia Remade
Saudara Nokia Eco Sensor ini juga ditujukan bagi pengguna berkarakter 'hijau'. Bedanya seluruh bahan ponsel ini berasal dari barang-barang daur ulang seperti alumunium, botol plastik minuman, bahan-bahan mobil bekas, dan sebagainya.
Berbeda dengan ponsel lain, Nokia Remade memiliki layar berukuran mungil, serta dilengkapi fingerprint.
4. Nokia Scentsory
Nah, konsep ponsel ini adalah yang paling unik karena bentuknya mirip kertas yang bisa dilipat. Namanya Nokia Scentsory. Bisa ditebak, ponsel ini menggunakan teknologi multi sensor yang memungkinkan penggunaan multi layer.
Saat ditutup ponsel ini bekerja layaknya ponsel normal lain, menggunakan layar LED sebagai penanda jika ada panggilan masuk. Saat dibuka ponsel ini lebih terasa dinamis.
Saat digunakan dengan modus 'flat mode', Scentsory dilengkapi fitur LED Touchpad, dua layar, serta speaker stereo. Saat dibuka lagi dengan mode 'open mode', pengguna bisa menggunakan dua layar, kamera, stereo speaker, scent detector, emiter, serta sensor temperatur.
5. Nokia 82 Dragonfly
Nama terakhir sejatinya ada si ponsel 'capung' Nokia 82 Dragonfly. Perangkat ini didesain oleh Reginald Shola Hingston. Kesan capung dalam Nokia 82 Dragonfly begitu terasa ketika melihat bagian bodinya dari bagian tengah ke bawah yang menyerupai tubuh hewan berjenis serangga itu.
Senin, 11 April 2011
LG Luncurkan Televisi 3D ala Bioskop
LG resmi memasarkan jajaran televisi dengan fitur Cinema 3D, di mana teknologinya konon mirip dengan di bioskop. Diklaim, televisi ini berteknologi layar 3D generasi baru yang berbeda dari kompetitor. Di antaranya pada fasilitas kacamata yang tidak ribet.
"Dibanding kacamata pada layar 3D konvensional, kacamata di televisi LG ini lebih nyaman di mata dan mudah digunakan," ucap Eko Adhi Suyitno, Flat Panel Display Manager LG Indonesia di Ritz Carlton, Jakarta, Senin (11/4/2011).
LG mengklaim melakukan terobosan dengan menghadirkan teknologi 3D bernama FPR (film pattern retarder), yakni sebuah cara baru menikmati sajian 3D hanya dengan kacamata 'biasa'. Ini mirip dengan sajian 3D yang biasa dinikmati di bioskop.
TV LG yang menggunakan teknologi itu diklaim mampu menyajikan tayangan 3D dengan baik. Tidak ada gejala gambar berkedip (flicker) dan gambar juga terlihat tajam.
Kacamata untuk menyaksikan televisi LG Cinema 3D wujudnya memang tampak seperti mainan dan berbobot ringan. Namun ternyata saat menyaksikan televisi 3D, wujud gambar terlihat nyata dan relatif nyaman meski melihat tayangan dalam waktu cukup lama.
Dan jika biasanya kacamata 3D butuh baterai, kacamata di televisi 3D LG tak memerlukannya. Hal ini diklaim sebagai keunggulan karena di samping lebih hemat, juga tidak dibutuhkan isi ulang baterai yang dapat mengurangi kenikmatan kala nonton televisi.
LG sengaja menyajikan televisi Cinema HD untuk memperkuat posisinya sebagai vendor nomor satu Indonesia di kategori Plasma TV dan LCD TV, menurut data dari biro riset Gfk. Mereka pun coba tampil dengan teknologi berbeda dibanding para pesaingnya seperti Samsung dan Sony.
Sumber :
"Dibanding kacamata pada layar 3D konvensional, kacamata di televisi LG ini lebih nyaman di mata dan mudah digunakan," ucap Eko Adhi Suyitno, Flat Panel Display Manager LG Indonesia di Ritz Carlton, Jakarta, Senin (11/4/2011).
LG mengklaim melakukan terobosan dengan menghadirkan teknologi 3D bernama FPR (film pattern retarder), yakni sebuah cara baru menikmati sajian 3D hanya dengan kacamata 'biasa'. Ini mirip dengan sajian 3D yang biasa dinikmati di bioskop.
TV LG yang menggunakan teknologi itu diklaim mampu menyajikan tayangan 3D dengan baik. Tidak ada gejala gambar berkedip (flicker) dan gambar juga terlihat tajam.
Kacamata untuk menyaksikan televisi LG Cinema 3D wujudnya memang tampak seperti mainan dan berbobot ringan. Namun ternyata saat menyaksikan televisi 3D, wujud gambar terlihat nyata dan relatif nyaman meski melihat tayangan dalam waktu cukup lama.
Dan jika biasanya kacamata 3D butuh baterai, kacamata di televisi 3D LG tak memerlukannya. Hal ini diklaim sebagai keunggulan karena di samping lebih hemat, juga tidak dibutuhkan isi ulang baterai yang dapat mengurangi kenikmatan kala nonton televisi.
LG sengaja menyajikan televisi Cinema HD untuk memperkuat posisinya sebagai vendor nomor satu Indonesia di kategori Plasma TV dan LCD TV, menurut data dari biro riset Gfk. Mereka pun coba tampil dengan teknologi berbeda dibanding para pesaingnya seperti Samsung dan Sony.
Sumber :
Langganan:
Postingan (Atom)